Lutfi Arya, Buku Melawan Bullying Menggagas Kurikulum Anti Bullying Di Sekolah

Buku Lutfi yang berjudul, “Melawan Bullying Menggagas Kurikulum Anti Bullying di Sekolah, ini merupakan buku yang wajib Anda miliki, terutama bagi Anda yang beprofesi sebagai guru di sekolah.

Dalam buku ini penulis menjelasakan cara merancang kurikulum anti-bullying bagi para guru yang tertarik melakukan penerapannya di sekolah atau pun di ruang publik yang rawan terjadi bully, di mana pendidik harus berperan aktif mencegah tindakan bully di manapun. Buku ini menjelaskan dengan detail mulai dari menelusuri bagaimana terjadinya perilaku buli serta tindakan kekerasan serta intimidasi di sekolah, serta bagaimana cara membuat kurikulum yang tepat untuk mencegahnya.

Artinya buku ini merupakan buku panduan yang cocok bagi para guru yang di buat oleh pemerhati bully. Para guru dituntut untuk jangan sampai terlena atau bahkan menganggap bully adalah fenomena anak remaja puber, yang biasa terjadi. Alasan-alasan yang kerap dibuat untuk menutupi kejadian bully adalah ini dinamika nya pertumbuhan anak muda atau karena masalah hormonal semata. Padahal hal itu tidak selalu tepat. Masalah pertumbuhan hormonal tidak membuat semua anak bersikap agresif pada sesamanya, artinya bully terjadi karena aksi sosial, ada kesempatan, ada ketidakseimbangan kekuatan, serta lemahnya pendidikan karakter.

Lutfi menegaskan tidak ada sekolah yang bebas peristiwa bullying 100%. Semua pihak wajib melihat ke dalam sekolahnya, Apakah benar konsep sekolah yang aman dan sejahtera bagi para peserta didik telah benar-benar bisa diwujudkan? Atau hanya sekedar rutinitas profesi dimana guru hanya memindahkan isi buku pelajaran ke dalam kepala anak, dan mengulang hari demi hari dengan cara yang sama hingga anak-anak lulus dari sekolah.

Dengan membaca buku Lutfi ini ini, mereka yang ingin tertatik terhadap peristiwa bully, akan mengetahui apakah suatu sekolah telah aman dari bully, atau memiliki tindakan preventif mencegah pembulian. Bagaimanapun, berdasarkan kisah-kisah yang terjadi selama ini, termasuk yang terjadi di Jawa Tengah, yang menyedot perhatian Gubernur Jawa Tengah, berakhir kontraproduktif. Sang korban menjadi trauma tidak ingin ke sekolah, sementara pembuli berurusan dengan polisi.

Oleh karena itulah, orang tua murid atau wali siswa harus sama-sama menekankan pentingnya kurikulum anti buli. Termasuk apa yang bisa dilakukan orang tua agar bisa berkerjasama dengan paa guru mencegah tindakan buli. Karena dari contoh yang ada di atas, saat buli terjadi pada akhirnya yang akan menjadi korban adalah pihak keluarga pembuli dan yang dibully. Tidak berlebihan jika orang tua murid harus menuntut lebih banyak kepada pihak sekolah untuk proaktif menerapkan kurikulum anti bully.

Melalui buku ini, sekolah serta pihak berkepentingan dapat menyusun kurikulum anti-bullying sendiri, secara sistematis dan sesuai kebutuhan sekolah serta beradaptasi dengan sumber daya yang tersedia. Melalui buku ini, diharapkan para praktisi pendidikan dan psikolog dapat mempraktikan pelajaran anti-bully pada komunitas sekolah. Tema anti bullying juga pernah di slogankan oleh situs https://multibet88.online untuk membantu komunitas sekolah dan memberikan pencegahan terhadap aksi bullying.

Semangat anti bully harus dibangun bersama-sama, tidak hanya dengan tindakan sporadis setelah terjadi peristiwa bully. Justru kurikulum di buat selain untuk mencegah, juga mendeteksi kemungkinan bully, lalu melakukan shutdown terhadap kejadian bully sebelum benar-benar terjadi.

Meskipun kita perlu menyadari bahwa menyelesaikan tindakan bullying di sekolah bukan perkara mudah. Akan halnya, jika bisa diterapkan di suatu sekolah, maka menjadikan sekolah itu lebih sejahtera, dan lebih menjamin pendidikan yang lebih baik kepada peserta didik. Buku Lutfi ini tersedia di toko buku, serta di situs jual beli online.

Social Share Buttons and Icons powered by Ultimatelysocial